Showing posts with label N03. my articles on Elektro Indonesia. Show all posts
Showing posts with label N03. my articles on Elektro Indonesia. Show all posts

Pemanfaatan Programmable Logic Controller dalam Dunia Industri

ELEKTRO INDONESIA Edisi 11, Januari 1998
http://elektroindonesia.com/elektro/instrum11.html
Perkembangan industri dewasa ini, khususnya dunia industri di negara kita, berjalan amat pesat seiring dengan meluasnya jenis produk-produk industri, mulai dari apa yang digolongkan sebagai industri hulu sampai dengan industri hilir. Kompleksitas pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, yang berproses baik secara fisika maupun secara kimia, telah memacu manusia untuk selalu meningkatkan dan memperbaiki unjuk kerja sistem yang mendukung proses tersebut, agar semakin produktif dan efisien. Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam hal ini ialah penggunaan sistem pengendalian proses industri (sistem kontrol industri).

Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri dimana peranan manusia masih amat dominan (misalnya dalam merespon besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan) telah banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol otomatis. Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut. Salah satu sistem kontrol yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable Logic Controller (PLC). Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif, petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya pada pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan hasil pertambangan. Kemudahan transisi dari sistem kontrol sebelumnya (misalnya dari sistem kontrol berbasis relay mekanis) dan kemudahan trouble-shooting dalam konfigurasi sistem merupakan dua faktor utama yang mendorong populernya PLC ini.

Artikel ini mecoba memberikan gambaran ringkas tentang PLC ini dari sudut pandang piranti penyusunnya.

Apakah Sebenarnya PLC itu?

NEMA (The National electrical Manufacturers Association) mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.

PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral. PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya.. Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses, dimana subproses tertentu akan berjalan sesudah subproses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang berwatak demikian ialah proses sekuensial (sequential process). Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang populer selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani proses-proses yang bersifat sekuensial dan juga kontinyu (continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak.

Piranti Penyusunan PLC

PLC yang diproduksi oleh berbagai perusahaan sistem kontrol terkemuka saat ini biasanya mempunyai ciri-ciri sendiri yang menawarkan keunggulan sistemnya, baik dari segi aplikasi (perangkat tambahan) maupun modul utama sistemnya. Meskipun demikian pada umumnya setiap PLC (sebagaimana komputer pribadi Anda yang cenderung mengalami standarisasi dan kompatibel satu sama lain) mengandung empat bagian (piranti) berikut ini:
  1. Modul Catu daya.
  2. Modul CPU.
  3. Modul Perangkat Lunak.
  4. Modul I/O.
Gambar 1

Gambar 2
Gambar 2. Interaksi antar modul dalam PLC Trisen TS3000.

Modul Catu Daya (Power Supply: PS)

PS memberikan tegangan DC ke berbagai modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan kemampuan arus total sekitar 20A sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang digunakan sebagai memory backup). Seandainya PS ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga. PLC buatan Triconex, USA, yakni Trisen TS3000 bahkan mempunyai double power supply yang berarti apabila satu PS-nya gagal, PS kedua otomatis akan mengambil alih fungsi catu daya sistem.

Modul CPU

Modul CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor terdiri dari dua bagian:
    1. Prosesor
    2. Memori
1. Prosesor berfungsi:
    • mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui bus-bus serial atau paralel yang ada.
    • Mengeksekusi program kontrol.
2. Memori, yang berfungsi:
    • Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel data, register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program pengendali proses.
Pada PLC tertentu kadang kita jumpai pula beberapa prosesor sekaligus dalam satu modul, yang ditujukan untuk mendukung keandalan sistem. Beberapa prosesor tersebut bekerja sama dengan suatu prosedur tertentu untuk meningkatkan kinerja pengendalian. Contoh PLC jenis ini ialah Trisen TS3000 mempunyai tiga buah prosesor dengan sistem yang disebut Tripple Redundancy Modular.

Kapasitas memori pada PLC juga bervariasi. Trisen TS3000, misalnya, mempunyai memori 384 Kbyte (SRAM) untuk program pengguna dan 256 Kbyte (EPROM) untuk sistem operasinya. Simatic S5 buatan Siemens mempunyai memori EPROM 16Kbyte dan RAM 8 Kbyte. PLC FA-3S Series mempunyai memori total sekitar 16 Kbyte. Kapasitas memori ini tergantung penggunaannya dan seberapa jauh Anda sebagai mengoptimalisasikan ruang memori PLC yang Anda miliki, yang berarti pula tergantung seberapa banyak lokasi yang diperlukan program kontrol untuk mengendalikan plant tertentu. Program kontrol untuk pengaliran bahan bakar dalam turbin gas tentu membutuhkan lokasi memori yang lebih banyak dibandingkan dengan program kontrol untuk menggerakkan putaran mekanik robot pemasang bodi mobil pada industri otomotif. Suatu modul memori tambahan bisa juga diberikan ke sistem utama apabila kebutuhan memori memang meningkat.

Modul Program Perangkat Lunak

PLC mengenal berbagai macam perangkat lunak, termasuk State Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling populer digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa pemrograman tersebut dibuat berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam plant (sistem yang dikendalikan). Semua instruksi dalam program akan dieksekusi oleh modul CPU, dan penulisan program itu bisa dilakukan pada keadan on line maupun off line. Jadi PLC dapat bisa ditulisi program kontrol pada saat ia mengendalikan proses tanpa mengganggu pengendalian yang sedang dilakukan. Eksekusi perangkat lunak tidak akan mempengaruhi operasi I/O yang tengah berlangsung.

Modul I/O

Modul I/O merupakan modul masukan dan modul keluaran yang bertugas mengatur hubungan PLC dengan piranti eksternal atau periferal yang bisa berupa suatu komputer host, saklar-saklar, unit penggerak motor, dan berbagai macam sumber sinyal yang terdapat dalam plant.

1. Modul masukan

    Modul masukan berfungsi untuk menerima sinyal dari unit pengindera periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi, isolasi, maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari piranti periferal akan di-scan dan keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antarmuka dalam PLC.

    Beberapa jenis modul masukan di antaranya:

      - Tegangan masukan DC (110, 220, 14, 24, 48, 15-30V) atau arus C(4-20mA).
      - Tegangan AC ((110, 240, 24, 48V) atau arus AC (4-20mA).
      - Masukan TTL (3-15V).
      - Masukan analog (12 bit).
      - Masukan word (16-bit/paralel).
      - Masukan termokopel.
      - Detektor suhu resistansi (RTD).
      - Relay arus tinggi.
      - Relay arus rendah.
      - Masukan latching (24VDC/110VAC).
      - Masukan terisolasi (24VDC/85-132VAC).
      - Masukan cerdas (mengandung mikroprosesor).
      - Masukan pemosisian (positioning).
      - Masukan PID (proporsional, turunan, dan integral).
      - Pulsa kecepatan tinggi.
      - Dll.

2. Modul keluaran

    Modul keluaran mengaktivasi berbagai macam piranti seperti aktuator hidrolik, pneumatik, solenoid, starter motor, dan tampilan status titik-titik periferal yang terhubung dalam sistem. Fungsi modul keluaran lainnya mencakup conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-sinyal yang ada. Proses aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog yang relevan, berdasarkan watak PLC sendiri yang merupakan piranti digital. Beberapa modul keluaran yang lazim saat ini di antaranya:
      - Tegangan DC (24, 48, 110V) atau arus DC (4-20mA
      - Tegangan AC (110, 240V) atau arus AC (4-20mA).
      - Keluaran analog (12-bit).
      - Keluaran word (16-bit/paralel)
      - Keluaran cerdas.
      - Keluaran ASCII.
      - Port komunikasi ganda.
    Dengan berbagai modul di atas PLC bekerja mengendalikan berbagai plant yang kita miliki. Mengingat sinyal-sinyal yang ditanganinya bervariasi dan merupakan informasi yang memerlukan pemrosesan saat itu juga, maka sistem yang kita miliki tentu memiliki perangkat pendukung yang mampu mengolah secara real time dan bersifat multi tasking,. Anda bayangkan bahwa pada suatu unit pembangkit tenaga listrik misalnya, PLC Anda harus bekerja 24 jam untuk mengukur suhu buang dan kecepatan turbin, dan kemudian mengatur bukaan katup yang menentukan aliran bahan bakar berdasarkan informasi suhu buang dan kecepatan di atas., agar didapatkan putaran generator yang diinginkan! Pada saat yang sama sistem pelumasan turbin dan sistem alarm harus bekerja baik baik di bawah pengendalian PLC! Suatu piranti sistem operasi dan komunikasi data yang andal tentu harus kita gunakan. Teknologi cabling, pemanfaatan serat optik, sistem operasi berbasis real time dan multi tasking semacam Unix, dan fasilitas ekspansi yang memadai untuk jaringan komputer merupakan hal yang lazim dalam instalasi PLC saat ini.

Sumber:

  1. Robert B. Hee, A.A.S., Knowing the Basics of PLCs-Part 1, EC &M Magazine, October 1995
  2. TS3000 Planning & Installation Guide , March 1988
  3. T. senbun, F. Hanabuchi, Instrumentation System, Fundamentals and Applications, Yokogawa electric Corp. Tokyo 1991.
  4. Sumber-sumber lain.
Oleh: N.A. Widyanahar
Elektronika dan Instrumentasi FMIPA UGM Yogyakarta



Komunikasi Data Visual Basic - PLC Omron

Komunikasi Data Visual Basic - PLC Omron

ELEKTRO INDONESIA Nomor 29, Tahun VI, Januari 2000
http://www.elektroindonesia.com/elektro/tel29.html


Saat ini penggunaan bahasa pemrograman berbasis objek sedang menjadi trend yang tak terhindarkan. Vendor perangkat lunak menawarkan bahasa dengan karakter tersebut dengan sebuah kosa kata yang cantik, yakni Visual, sehingga kita kenal Delphi milik Borland, Visual C++, Visual Basic, atau Oracle, PowerBuilder, Visual dBase, Visual Foxpro, untuk aplikasi database. Tak terkecuali dalam aplikasi sistem kontrol industri, perangkat yang ditawarkan para vendornya juga semakin mendukung penggunaan pemrograman visual. Seperti Visual Basic, misalnya, kalangan industri sistem kontrol memberikan peluang untuk pengembangan sistem mereka dengan bahasa ini, terutama di kalangan pengguna sistem berbasis Windows. Yokogawa, ABB, Wonderware, adalah nama yang bisa disebutkan untuk hal ini.

Dalam artikel ini, kita akan mengetengahkan bagaimana Visual Basic digunakan mengakses data yang terdapat dalam memori sebuah PLC. Bahasa yang kita gunakan ialah Visual Basic 4.0 dan PLC-nya dari keluarga Omron. Komunikasi dilakukan melalui port serial. Aplikasi ini dibangun sebagai implementasi konsep dasar pertukaran data antara PLC dengan PC, dan membuka jalan bagi eksplorasi permasalahan komunikasi data lebih jauh dalam sistem kontrol industri. Pengesetan nilai setpoint parameter proses merupakan contoh utama penerapan program ini.

Rancangan Aplikasi

Pada aplikasi ini, kita mengisikan sebuah data diskret ke PLC. Masukan yang kita berikan dari antarmuka Visual Basic ini akan ditunjukkan dalam bit indicator pada card I/O PLC . Apabila data adalah bit 1, maka indicator akan menyala. Apabila data nol indicator-nya tidak menyala.

RS 232
----Host Link Unit---- Omron Sysmac C200HS + I/O card
PC

Gambar 1 : Konfigurasi sistem hardware.

Persiapan Setting Sistem

  • Pengesetan Host Link Units
Host link Unit berfungsi untuk menjembatani PC dalam memonitor status pengoperasian dan lokasi data dari PLC. Dalam hal ini kita menggunakan OMRON CQM1-CIF02. Parameter komunikasinya sudah ter-setting standar yaitu :

1. Kecepatan Transmisi.

Baud-rate = 9.600 bps

2. Format data untuk sebuah karakter.

Nomor start bits = 1
Panjang data = 7 bits
Event (vertical) parity = 1 bits
Nomor stop bits = 2
  • Pengesetan PC/Komputer

PC diset melalui pemrograman / penulisan kode, yaitu dengan men-set properti kontrol komunikasi. Pengesetan parameter kecepatan transmisi dan format data pada properti harus benar-benar sama dengan pengesetan pada Host link Unit.

Alokasi Data dan Memori CPU PLC

Sebelum melangkah ke pemrograman kita harus mengetahui alokasi data di dalam CPU PLC ini, yang mempunyai nama seri Omron Sysmac C200HS. Di sini alokasi data diatur dalam bagian-bagian dengan nama yang relevan dengan kegunaan data. Misalnya data untuk timer dan pencacah, disimpan dalam Timer Counter Area, atau disingkat TC. Detailnya dapat dilihat pada tabel 1.
Area Kapasitas Jangkau Keterangan
I/O Area 480 bits IR 000 s.d. IR 029 Word I/O dialokasikan untuk rak CPU berdasarkan posisi slot.1
Group-2 High-density

I/O Unit Area

320 bits IR 030 s.d. IR 049 Dialokasikan untuk Group-2 High-density I/O unit 0 s.d. 9.1
SYSMAC BUS Area 800 bits IR 050 s.d. IR 099 Dialokasikan untuk Remote I/O Slave Racks 0 s.d. 4.1
Special I/O Unit Area 1,600 bits IR 100 s.d. IR 199 Dialokasikan untuk Special I/O Unit 0 s.d. 9.1
Optical Unit Area 512 bits IR 200 s.d. IR 231 Dialokasikan untuk Unit I/O Optis.1
Work Area 1 64 bits IR 232 s.d. IR 235 Untuk penggunaan bit-bit pada program (work bit).
Special Relay Area 1 312 bits SR 23600 s.d. SR 25507 Mengandung jam sistem, flag, bit kontrol, dan informasi status
Special Relay Area 2 704 bits SR 256 s.d. SR 299 (298 s.d. 299 reserved by system) Mengandung flag, bit kontrol,dan informasi status

Macro Area 64 bits SR 290 s.d. SR 293 Input


64 bits SR 294 s.d. SR 299 Output
Work Area 2 3,392 bits IR 300 s.d. IR 511 Sebagai work bit dalam program.
Temporary Relay Area 8 bits TR 00 s.d. TR 07 Digunakan untuk menyimpan dan mengambil kondisi eksekusi ketika memprogram tipe tertentu dari diagran ladder.
Holding Relay Area 1,600 bits HR 00 s.d. HR 99 Digunakan untuk menyimpan data dan menjaga nilai data ketika catu daya PLC off.
Auxiliary Relay Area 448 bits AR 00 s.d. AR 27 Mengandung flag dan bit untuk fungsi khusus, dan menjaga status selama catu daya gagal.
Link Relay Area 1,024 bits LR 00 s.d. LR 63 Digunakan untuk link data pada Sistem Link PLC.1
Timer / Counter Area 512 counters / timers TC 000 s.d. TC 511 Digunakan untuk menentukan timer, dan pencacah, serta flag selesai, PV dan SV. Timer interval timer 0 sampai 2 and pencacah kecepatan tinggi 0 sampai 2 diberikan di area terpisah.

TIM 000 s.d. TIM 015 dapat di-refresh refreshed via proses interrupt sebagai timer kecepatan tinggi..

Data Memory Area 6,144 word DM 000 s.d. DM 6143 Baca/Tulis
Holding Relay Area
1,000 word DM 000 s.d. DM 0999 Normal DM.


1,000 word DM 1000 s.d. DM 1999 Special I/O Unit Area.2


4,000 word DM 2000 s.d. DM 5999 Normal DM


31 word DM 6000 s.d. DM 6030 History log


(44) word DM 6100 s.d. DM 6143 Link test area (reserved)
Fixed DM Area 512 word DM 6144 s.d. DM 6599 Fixed DM Area (read only)


56 word DM 6600 s.d. DM 6655 PLC Setup
Expansion DM Area 3,000 word max. DM 7000 s.d. DM 9999 Read only

Note 1. Dapat digunakan sebagai work word dan work bit ketika tidak digunakan untuk tujuan alokasi mereka.
2. Setup PC dapat diset untuk penggunaan DM 7000 sampai DM 7999 sebagai Area I/O Spesial.

Tabel 1 Alokasi tempat data dan memory data pada CPU OMRON C-200HS.

Pemaketan Data

Agar dapat membaca ataupun menulis, satu rangkaian data harus dikirim dengan bentuk paket terstruktur yang disebut frame. Masing-masing lokasi data atau memori data mempunyai bentuk frame yang berbeda. Dalam contoh disini kita menuliskan data pada lokasi data IR (Internal Relay). Frame penulisannya:

Pemrograman Visual Basic

Berdasarkan data resource dan rancangan sistem kita, maka kita bisa memulai pembuatan program yang kita butuhkan. Dalam aplikasi ini window yang kita buat sebagai antarmuka aplikasi merupakan window sederhana dengan jumlah objek minimum yang mencukupi. Objek ini kita butuhkan sebagai bagian dari perangkat komunikasi serial dalam perangkat lunak. Untuk ini kita buat ambil sebuah objek komunikasi dengan nama default Comm1, dan tiga buah text box dan label yang sesuai.

Algoritma program meliputi pengaktifan port, pembacaan isi port, pembuatan frame data yang memenuhi syarat bisa dibaca PLC, yakni dengan frame yang telah kita sebutkan di atas, pengiriman data, dan pembacaan respon dari PLC. Pengecekan isi buffer merupakan opsional (tambahan saja).

Kode Program

Pengaktifan Port Private Sub Form_Load()
Comm1.CommPort = 2
Comm1.Settings = "9600,E,7,2"
Comm1.PortOpen = True
End Sub
Properti CommPort bertugas men-set nomor serial port yang digunakan oleh PC. Karena kita menggunakan port COM 2 dan nama kontrol komunikasinya adalah Comm1, maka kodenya Comm1.CommPort = 2.

Properti Settings bertugas men-set baud rate, parity, data bits dan stop bits COM2. Dalam hal ini baud-rate = 9.600 bps, nilai parity = even, panjang data 7 bits dan stop bit =2.

Properti PortOpen bertugas men-set keadaan COM 2, terbuka atau tertutup. Karena kelompok kode di atas dieksekusi pada saat awal program komunikasi di run, maka isinya Comm1.PortOpen = True.

Perhitungan FCS dan Pengiriman data.

FCS (Frame Check Sequence) adalah hasil konversi 8-bit data ke 2 digit karakter ASCII. Ke 8-bit data merupakan hasil dari exclusive OR secara berurut (sequence) karakter pertama hingga karakter terakhir pada sebuah frame. Perhitungan FCS ini kita letakkan dalam event kotak perintah (command box).

Private Sub Command1_Click()
Dat$ = Text1.Text
L = Len(Dat$)
A = 0
For I = 1 Sd L
Opo$ = Mid$(Dat$, I, 1)
A = Asc(Opo$) Xor A
Next I
FCS$ = Hex$(A)
If Len(FCS$) = 1 Then
FCS$ = "0" + FCS$
End If
DatTX$ = Dat$ + FCS$ + "*" + Chr$(13)
Comm1.Output = DatTX$
End Sub
Paket data akan yang dikirim diletakan dalam variabel DatTX$.

Pengambilan Respons PLC dari Buffer

Setiap kejadian pembacaan data ataupun penulisan harus melibatkan 2 perintah, yaitu kirim data dan terima respon. Perintah terima respon bertujuan agar buffer tetap bersih/kosong pada saat awal dan akhir kejadian, sehingga data yang terbaca tidak tercampur oleh sisa data (respon) dari kejadian sebelumnya.

Private Sub Command2_Click()
Text2.Text = Comm1.Input
End Sub
Hasil pembacaan diletakkan pada Text2.

Pengecekan isi buffer

Private Sub Command3_Click()
Text3.Text = Comm1.InBufferCount
End Sub
Properti InBuffercount bertugas untuk mengetahui jumlah karakter di dalam buffer. Jadi dalam hal ini Text3 berguna untuk memonitor jumlah karakter dalam buffer.

Gambar 2 : Window Sederhana untuk Antarmuka Aplikasi.

Eksekusi Program

Sebelum program dijalankan, kita pastikan dulu bahwa semua peralatan telah dihubungkan secara benar, dan masing-masing telah di-set sesuai dengan ketentuan di atas. CPU dan I/O Card kita tempatkan pada panelnya dan koneksi kabel Host Link pada port serial dihubungkan dengan benar. Setelah dipastikan siap, barulah program kita jalankan. Dalam hal ini kita bisa melakukannya melalui lingkungan dalam Visual Basic, maupun program kompilasi .EXE.

Gambar 3: Hasil Eksekusi

Antarmuka aplikasi akan tampak seperti window pada gambar 2. Pada antarmuka ini, data yang kita kirim harus sudah diketik oleh pengguna dalam bentuk frame tanpa "*" dan "|" (karena keduanya sudah kita tuliskan dalam kode program). Setelah diketikkan isi datanya, baru kita tekan tombol Transmit.

Tampak bahwa isiannya ialah @00WR0110FFFF, yang berarti:

Channel : 110 atau 0110 dalam 4 digit desimal
Data: FFFF dalam heksa
Setelah kita tekan Transmit kita tekan Response, untuk mendapatkan data respon dari PLC (yang merupakan pengecekan apakah data yang kita kirim telah diterima PLC). Dengan method Input PLC akan memberi respon dengan frame @00WR0045*|, yang berarti data telah diterima PLC.

Dengan menekan tombol Buffer, isi buffer diketahui kosong, karena telah didahului proses pengambilan isinya melalui penekanan tombol Response.

Dengan proses di atas kita telah berhasil membuat sebuah antarmuka komunikasi dasar antara komputer dengan mesin PLC kita. Dengan kemudahan pemrograman visual, aplikasi ini tentu amat potensial dikembangkan agar semakin baik dan memudahkan pengguna. Fasilitas penulisan data dalam desimal (misalnya setpoin suhu pada boiler), atau pengesetan alamat secara otomatis dari database yang memuat alokasi memori PLC merupakan contoh pengembangan dalam hal ini.

Daftar Pustaka

  1. C200HS Programmable Controller Operation Manual, Omron, August 1994
  2. Sysmac C200H/C500/C500F/C1000H/C2000H/C2000 Host Link Unit Operation Manual, Omron,1994
  3. Jeff Web, dkk, Pemrograman Lanjut dengan Visual Basic, Andi & Simon & Schuster (Asia) Pte Ltd., Yogyakarta, 1997
  4. Visual Basic Online Help
Oleh :
Hari Suharsono
N.A. Widyanahar